Beranda | Artikel
Kiat Berpegang Teguh Dengan Agama Allah
Rabu, 7 September 2022

KIAT BERPEGANG TEGUH DENGAN AGAMA ALLAH

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya…Amma Ba’du:

Sesungguhnya kebutuhan seorang muslim terhadap kiat-kiat untuk berpegang teguh dan berkomitmen terhadap ajaran agama mereka sangatlah besar, hal ini disebabkan karena banyaknya fitnah dan sedikitnya manusia yang bisa membantu, dalam hal keterasingan agama. Dan di antara kiat berpegang teguh dengan agama adalah:

Pertama: Sadar untuk kembali kepada Al-Qur’an yang agung baik dengan menghafal, membaca dan mengamalkan. Dia adalah tali Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kuat, jalan yang lurus, dan barangsiapa yang berpegang pada tali Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjaganya dan barangsiapa yang berpaling, maka dia akan tersesat dan menyimpang. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan bahwa tujuan utama diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur adalah untuk mengokohkan keberadaannya (di dalam hati). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا

Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar). [Al-Furqon/25: 32]

Kedua: Iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan amal shaleh. Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللهُ مَا يَشَاء

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan berbuat sesuka yang Dia kehendaki. [Ibrahim/14: 27]

Qotadah berkata, “Di dalam kehidupan dunia maka dia akan diberikan ketetapan dengan berbuat kebaikan dan beramal shaleh dan di akherat adalah keteguhan di dalam kubur. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُواْ مِن دِيَارِكُم مَّا فَعَلُوهُ إِلاَّ قَلِيلٌ مِّنْهُمْ وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا

Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu”, niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka) [Al-Nisa’/4: 66]

Dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu beramal shaleh secara kontinyu dan amal yang paling beliau sukai adalah amal yang berkesinambungan walaupun sedikit, dan para shahabat beliau saat ingin melakukan suatu amal shaleh maka mereka menetapkannya.

Ketiga: Membaca kisah-kisah para nabi dan mempelajarinya agar bisa ditauladani dan diamalkan. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala;

وَكُـلاًّ نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاء الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءكَ فِي هَـذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

Dan semua kisah dari rasul-rasul telah Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran dan pengajaran serta peringatan bagi orang-orang yang beriman. [Hud/11: 120]

Banyak ayat-ayat yang diturunkan untuk meneguhkan hati Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang beriman bersama beliau, seperti kisah Nabi Ibrahim, Musa dan seorang keluarga Fir’aun yang beriman dan kisah-kisah lainnya.

Keempat: Berdo’a. Sesungguhnya di antara sifat-sifat orang yang beriman adalah mereka menghadap Allah dengan berdo’a kepadaNya agar diteguhkan sebagaimana yang diajarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firmanNya:

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami…”. [Ali Imron/3: 8]

Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ

“Sesungguhnya seluruh hati anak Adam berada di antara dua jari dari jemari Allah Yang Maha Rahman sama seperti satu hati dan dia berbuat padanya sekehendak -Nya”.[1]

Dari Aisyah Radhiyallahu anha bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berdo’a dengan mengucapkan:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Ya Allah yang Maha Membolak balikkan hati tetapkanlah hati-hati kami agar selalu  taat kepadaMu”.[2]

Kelima: Berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dzikir adalah sebab yang paling agung agar seseorang bisa teguh. Renungkanlah ayat di bawah ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُواْ وَاذْكُرُواْ اللهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلَحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. [Al-Anfal/8: 45]

Allah menjadikan zikir sebagai sebab utama dalam berpegang teguh saat berjihad.

Keenam: Berdakwah kepada Allah Azza wa Jalla, dan ini adalah tugas para Rasul dan para pengikut mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. [Yusuf/12: 108]

Dan jika seorang hamba betul-betul berusaha memberikan petunjuk kebenaran kepada orang lain, maka Allah akan memberikan balsannya dari jenis amal yang sama, sehingga dia semakin bertambah dalam mendapatkan petunjuk dan keteguhan dalam kebenaran. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini;  [Al-Kahfi/18: 28]

Dan disebutkan di dalam cerita tentang seorang lelaki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan nyawa manusia bahwa dia bertanya tentang taubat kepada seorang yang berilmu dan orang alim tersebut berkata; Apakah yang menghalangi dirimu dari taubat, pergilah ke daerah ini sebab disana terdapat masyarakat yang menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sembahlah Dia bersama mereka dan janganlah kembali mendatangi kampung halamanmu sebab dia adalah lingkungan yang buruk”.[3]

Ibnul Qoyyim rahimahullah bercerita tentang keteguhan syaekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah saat beliau dipenjara: Dan apabila rasa khawatir kami memuncak dan prasangka buruk menguasai kami serta dunia telah menyempit maka kamipun berkunjung kepada beliau, maka tidaklah kita melihatnya dan mendengar ucapannya kecuali keburukan yang kami rasakan sebelumnya sirna seketika, bahkan dada kami berbalik merasakan kelapangan, kekuatan, keyakinan dan ketenangan. Maha suci Allah yang telah memperlihatkan surga -Nya sebelum bertemu dengan -Nya, dan membukakan baginya pintu-pintu surga pada waktu beramal, juga Dia telah memberikan kepada mereka keharuman, kesejukan, dan kebaikannya selama mereka memusatkan usaha mereka untuk menuntutnya dan berlomba-lomba mendapatkannya”.[4]

Kedelapan: Yakin dengan kedatangan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan masa depan adalah milik Islam. Inilah cara Nabi  meneguhkan para shahabat di awal dakwah Islam pada saat mereka tersiksa dengan berbagai intimidasi. Dari Khabbab bin Arit bahwa dia mengadu kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang siksa yang dihadapinya dan dia meminta dido’akan agar terhindar dari siksa, maka Beliau bersabda,

وَاللَّهِ لَيَتِمَّنَّ هَذَا الْأَمْرُ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ

Demi Allah, sungguh Allah akan menyempurnkan agama ini sehingga seorang pengendara akan berjalan sendiri dari Shan’a ke Hadramaut sementara mereka tidak sedikitpun takut kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan seorang penggembala tidak takut terhadap domba-dombanya namun kalian terlalu tergesa-gesa”.[5]

Kesembilan: Sabar. Ini termasuk sebab yang paling besar agar seseorang bisa berpegang teguh pada agama. Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. [Al-Baqarah/2: 153]

Dari Abi Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ

Barangsiapa bersabar maka Allah akan memberikan kesabaran baginya dan tidaklah seseorang diberikan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari sabar”.[6]

Dari Abi Tsa’alabah Al-Khusyani Radhiyallahu anhu bahwa pada saat Nabi menyinggung tentang amar ma’ruf anhi mungkar beliau bersabda,

«إِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ، الْمُتَمَسِّكُ فِيهِنَّ يَوْمَئِذٍ بِمِثْلِ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ لَهُ كَأَجْرِ خَمْسِينَ مِنْكُمْ».  قَالُوا: يَا نَبِيَّ الله، أَو مِنْهُمْ؟ قَالَ:«بَلْ مِنْكُمْ».

Sesungguhnya di belakang kalian akan tiba masa-masa bersabar, di mana bersabar pada masa itu sama seperti menggenggam bara api, orang yang berbuat kebaikan pada masa itu dari kalangan mereka akan mendapat pahala yang menyamai pahala lima puluh orang pada jenis kebaikan yang sama”. Tsa’labah bertanya: Wahai Rasulullah apakah akan menyamai lima puluh pahala kebaikan dari golongan mereka?. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Menyamai Pahala lima puluh orang di antara kalian”.[7]

Kesepuluh: Merenungkan kenikmatan surga dan pedihnya siksa neraka, serta mengingat kematian. Maka pada saat seorang yang beriman merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,..”.[Ali Imron/3: 133]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.  [Ali Imron/3: 185]

Dengan merenungakan ayat ini maka segala kesulitan akan menjadi ringan dan hidup zuhud di dunia, jiwanya akan rindu kepada akherat dan derajat yang tinggi.

Dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan para shahabatnya dengan kenikmtan surga agar mereka tatap berpegang teguh pada agama Allah dan bersabar atasnya. Beliau melewati Yasir dan Amar beserta ibunya pada saat mereka tersiksa di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala guna memperthankan keimanannya, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

صَبْرًا يَا آلَ يَاسِرٍ، إِنَّ موعدكم الجنة.

Berasabarlah wahai keluarga Yasir sebab janji kalian adalah surga”. [8][9]

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.

[Disalin dari أسباب الثبات على الدين Penulis Syaikh Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi , Penerjemah : Muzaffar Sahidu, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2010 – 1431]
______
Footnote
[1] Shahih Muslim: 4/2045 no: 2654
[2] Musnad Imam Ahmad: 6/251
[3] Shahih Bukhari: 2/497 no: 3470 dan shahih Muslim: 4/2118 no: 2766
[4] Al-Wabilus Shayyib minal kalimit Tahyyib, halaman; 82
[5] Shahih Bukhari: 4/285 no: 6943
[6] Shahih Bukhari: 4/186 no:  no: 6470 dan shahih Muslim: 2/729 no: 1053
[7] Sunan AbuDawud: 4/123 no: 4341
[8] Mustadrakul Hakim:  3/432 dishahihkan oleh Albani di dalam fiqhus siroh, halaman: 103
[9] Lihat risalah syekh Muhammad Al-Munjjid, Asbabus sabat alad dini”.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/61049-kiat-berpegang-teguh-dengan-agama-allah.html